Entri Populer

Kamis, 24 April 2014

MARI MENGINGAT KEMBALI PADA KEMATIAN

ALL ABOUT THE DEATH

Urusan – urusan duniawi banyak membuat umat manusia lupa kepada-Nya ,
Padatnya pekerjaan mereka , terkadang tak sedetikpun mengiyakan bibir ini untuk sekedar mengucapkan Asma-Nya.
Materi , kekuasaan , dan kejayaan seakan menjadi prioritas utama bagi segelintir orang yang mungkin kini ada disekitar kita.
Melupakan akan kewajiban – kewajiban mereka untuk menekukkan lutut , menengadahkan tangan , serta menundukkan kepala , merangkai kembali syair – syair ayat Qur’an yang mungkin telah terputus oleh tajamnya pedang kehidupan
Melupakan dimana ia berada
Lupa untuk berkumpul dengan sanak saudara tercinta yang rela bermeditasi di teras rumah menanti sesosok orang yang menghabiskan waktu berharga mereka , untuk ini ........... “$”
Namun , di sela – sela itu , tak ingatkah kita akan satu hal yang begitu dekat dengan kita ??
Siapa dia ?
“kita begitu mengenalnya ?”
Seberapa dekat ia dengan kita ?
“begitu dekat , karena dekat nya terkadang ia datang tanpa permisi , mengajak kita ke dunia nya yang tak akan pernah terbayang dalam lintasan bayang pikiran kita “
Apa ? siapa ?
“ itulah dia ,  kematian “
Ya , bila kita ingat akan kematian , yang terbayang dalam pikiran kita adalah suatu hal yang begitu menakutkan . satu hari dimana Allah telah menghendaki kita kembali , menutup buku kehidupan yang selama ini kita tulis dengan tinta- tinta putih dan merah, seiringan dengan jemputan malaikat izroil yang menarik nyawa kita dari atas ubun – ubun .  dari situlah , kita tak akan lagi melihat dan mengetahui “ apa kata dunia “ lagi . semuanya tinggal kenangan dan kita berpisah pergi dengan amal perbuatan kita menuju sebuah perjalanan panjang untuk menemui-Nya.
Tapi , suka tak suka ... mau tak mau .. rela tak rela ... siap tak siap .. hari itu tetap akan datang kepada kita ,, saat itu kita akan menghembuskan “ NAFAS TERAKHIR”. Jika saat itu telah tiba , itulah suatu ketetapan dimana tak da seorang pun yang dapat menolak dan tak seorangpun dapat menolong .
Saat itu, merupakan perjumpaan terakhir kamu dengan dunia. Karena setelahnya, kalian akan sendiri bersama tanah yang akan membaur dengan tubuh kalian. Kaku.. bisu.. diam, hanya keheningan yang menjadi teman saat itu. Kalian sendirian.. datanglah malaikat Munkar dan Nakir mendekat dan menanyakan kepada kalian.
“ Siapa Tuhanmu ?” . apakah kau bisa menjawab dengan lantang nama “ALLAH” ? . Lidahmu gemetar, ia tak bisa berbohong lagi, ia tak bisa kau gunakan lagi untuk menutupi kepalsuanmu.
“ aku ingin menjawab “ALLAH” , tapi lidahku tak bisa menyebutnya.. yang kuingat adalah aku terlalu banyak mencintai duniaku. Siapakah nama yang selalu terngiang dalam pikiranku dan terucap dalam lisanku selama ini, teman ? bila selama ini dalam sehari- hari, yang kuingat bukanlah ALLAH, yakinkah aku masih bisa mengingatnya dalam kubur ini ? kalaupun aku mengingatnya, yakinkah lidahku tidak akan kaku karena tak terbiasa ia mengucapkan itu ?”
Saat yaumul hisab datang padamu, seperti apakah kisah hidupmu ini kelak akan kau ceritakan ? tidak, saat itu lidah kalian dikunci. Akal cerdik kalian dihentikan. Saatnya kejujuran berbicara. Lihatlah tangan kalian, kelak ia akakn menjawab apa yang telah kalian lakukan. Sentuhlah kaki kalian ! kelak ia kan menjawab apa yang telah kalian lakukan dan kemanakah kalian telah membawanya pergi. Rasakan pula hati kalian. Mereka akan berteriak dengan tangis terpendam karena saat itu ia tak bisa lagi berbohong untuk menutupi kesalahanmu. Tak bisa lagi membisu menahan aibmu.. tak bisa lagi membelamu.
Setelah semua terungkap nanti, yang ada hanyalah tinggal penyesalan. Apalah artinya rasa senangmu di dunia dulu ? apakah makanan enakmu siang tadi masih ada gunanya disini ? apakah novel yang kau baca kemarin masih ada manfaatnya saat ini ? atau film yang kau tonton minggu lalu masihkah menyenangkanmu hari ini?
Bila tirai telah diturunkan, maka drama telah usai. Perjalanan telah berakhir. Kamu turun dari panggung kehidupan dan disitulah hidupmu yang sebenarnya.
Q . S. Al – Jumu’ah ayat 8
“katakanlah “sesungguhnya kematian yang ,kamu lari dari padanya , ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada ( Allah ), yang mengetahui yang kghaib dan yang nyata , lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan .”
Maut begitu dengan mudahnya datang kepada kita .
Malaikat datang menghampiri kita...................
Sakaratil maut ...................
Dan kembalilah kita kepada-Nya ............
Q.S Qaf : 19
“ dan datanglah sakaratil maut dengan sebenar – benarnya . itulah yang dahulu hendak kamu hindari.”
Jalan kematian : 1. Pada saat itu , pintu – pintu keghaiban telah terbuka
                                 2. kelahiran adalah awal perjalanan menuju kematian
                                 3. nafas adalah langkah – langkah kita kepada kematian
Inilah sepenggal kisah – kisah nyata bahwa kematian begitu dekat dengan kita :
1.       Tendangan terakhir
Miklos feher , 24 tahun
Pesepak bola meninggal dengan tiba – tiba setelah mendapat kartu kuning . maut datang menjemputnya di tengah – tengah semangatnya bermain sepak bola
2.       Ranjang terakhir
Pada saat melakukan hubungan sex di sebuah kamar hotel , tiba – tiba wanita ini meninggal.
3.       Jumat terakhir
Seorang imam  masjid Al – Fatih meninggal selepas mengerjakan shalat jumat. Saat itu , setelah ia memberi permen kepada seorang anak , ia bangkit . namun , ia tiba – tiba terjatuh dan mengucapkan sahadad. Rupanya Allah SWT  telah mengakhiri episode hidupnya.
4.       Nasihat terakhir
Seorang ustad yang tengah mengisi ceramah tampak sehat dan bugar – bugar saja . tiba-tiba ia menghentikan ceramahnya . lalu ia terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir.
5.       Sujud Terakhir.
Alangkah indah jalan kematian ini . jalan kematian yang di damba- dambakan setiap hamba Allah . meninggal dalam keadaan sujud dan khusnul khatimah . SUBHANALLAH...
Teman sejati
                Alkisah....
Senja itu , matahari enggan bersinar . awan – awanpun berkejaran seakan ikut mengiringi prosesi pemakaman jenazahku. Tubuhku terbujur kaku di liang lahat . aku terkenang hanya sebuah nama di atas batu nisan yang berdiri di atas kuburku. Aku menjalani dunia baru . dunia yang tak akan aku temui kala di dunia. Alam penantian ............ alam kubur. Sendu dan haru tangis turut menyertai pada sore itu . lalu , jenazahku dimasukkan ke dalam lubang kubur yang berukuran 2 x 1 meter. Lalu jenazahku ditutup oleh kayu sebelum ditimpun rapat oleh tanah kuburan . kini , aku hanya seongok bangkai . perlahan – lahan tubuhku dikerumuni oleh hewan – hewan yang menjijikkan . bakteri – bakteri terus menggerogoti tubuhku dan perlahan – lahan organ tubuhku terbelah satu per satu . akau kini hanyalah seorang yang begitu menjijikkan di dalam pusara. Kini aku hanyalah seorang  yang namanya tertulis diatas batu nisan . semasa hidupku , aku adalah seorang eksekutif muda yang tengah giat dalam menitih karir . segala bentuk kesuksesan telah aku raih . namun , pada saat kecelakaan pesawat itu terajdi , tak seorang pun terselamatkan . begitupun aku. Allah SWT telah memanggilku untuk kembali menghadap-Nya. Kini, tak ada lagi kenangan indah selama dunia. Kesibukan dunia telah menguras waktuku ,tak kusisakan waktuku untuk mengingat-Mu , beribadah serta melantunkan ayat – ayat Al – Qur’an dan kini satu – satu nya hal yang bisa aku menjalani hari – hariku dalam alam kubur .
                Oh ayah, ada yang belum aku sampaikan padamu, betapa aku ingin lebih banyak mengajakmu bicara.
Oh ibu, ada yang belum kuucapkan padamu. Betapa aku menyesal lebih banyak aku membantah perkataanmu daripada mendengarkanmu dengan kusyuk.
Oh saudara- saudaraku, apa yang kutinggalkan selain rasa sakit hati pada diri kalian karean buruknya sikapku.
Oh sahabat- sahabatku, aku sering lupa menyapamu dengan senyuman tulus setiap saat aku bertemu kalian.
Oh betapa aku ingin mengucapkan betapa aku menyayangi kalian.
                Begitu singkat kehidupanku di dunia. Padahal aku barusaja membeli sebuah rumah mewah yang belum lama aku tinggali . namun , kini aku hanya bisa terbaring menjadi penghuni pusara.  Aku saja membeli kendaraan baru yang begitu nyaman, namun keranda kini menjadi kendaraan terakhirku. Begitu banyak tabunganku di dunia, namun sanya segelintir tabunganku untuk akhiratku. Biasanya hari- hariku ditemani oleh canda tawa anak- anakku, namun sekarang hanya kesunyian dan angin malam yang menjadi lagu yang bisa kuperdengarkan. Kini, hilanglah semua... kini aku hanyalah seonggok jasad yang sudah tak bernilai lagi dan tubuhku pun akan segera hancur.
Ya Allah, ampuni aku. Selama hidupku aku banyak berlumur dosa. Kini hanya penyesalan yang menemani hariku sembari menunggu hari pembalasan tiba. Jika saja Engkau beri aku kesempatan hidup satu hari lagi, maka akan aku perbaiki segalanya. Namun, semuanya telah terlambat dan kini penyesalan dan air matapun tiada arti.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar