ALL ABOUT THE DEATH
Urusan –
urusan duniawi banyak membuat umat manusia lupa kepada-Nya ,
Padatnya
pekerjaan mereka , terkadang tak sedetikpun mengiyakan bibir ini untuk sekedar
mengucapkan Asma-Nya.
Materi ,
kekuasaan , dan kejayaan seakan menjadi prioritas utama bagi segelintir orang
yang mungkin kini ada disekitar kita.
Melupakan
akan kewajiban – kewajiban mereka untuk menekukkan lutut , menengadahkan tangan
, serta menundukkan kepala , merangkai kembali syair – syair ayat Qur’an yang
mungkin telah terputus oleh tajamnya pedang kehidupan
Melupakan
dimana ia berada
Lupa untuk
berkumpul dengan sanak saudara tercinta yang rela bermeditasi di teras rumah
menanti sesosok orang yang menghabiskan waktu berharga mereka , untuk ini
........... “$”
Namun , di sela – sela itu , tak
ingatkah kita akan satu hal yang begitu dekat dengan kita ??
Siapa dia ?
“kita begitu mengenalnya ?”
Seberapa dekat ia dengan kita ?
“begitu dekat , karena dekat nya
terkadang ia datang tanpa permisi , mengajak kita ke dunia nya yang tak akan
pernah terbayang dalam lintasan bayang pikiran kita “
Apa ? siapa ?
“ itulah dia , “kematian
“
Ya , bila kita ingat akan kematian ,
yang terbayang dalam pikiran kita adalah suatu hal yang begitu menakutkan .
satu hari dimana Allah telah menghendaki kita kembali , menutup buku kehidupan
yang selama ini kita tulis dengan tinta- tinta putih dan merah, seiringan
dengan jemputan malaikat izroil yang menarik nyawa kita dari atas ubun – ubun
. dari situlah , kita tak akan lagi
melihat dan mengetahui “ apa kata dunia “ lagi . semuanya tinggal kenangan dan
kita berpisah pergi dengan amal perbuatan kita menuju sebuah perjalanan panjang
untuk menemui-Nya.
Tapi , suka tak suka ... mau tak mau
.. rela tak rela ... siap tak siap .. hari itu tetap akan datang kepada kita ,,
saat itu kita akan menghembuskan “ NAFAS TERAKHIR”. Jika saat itu telah tiba ,
itulah suatu ketetapan dimana tak da seorang pun yang dapat menolak dan tak
seorangpun dapat menolong .
Saat itu, merupakan perjumpaan
terakhir kamu dengan dunia. Karena setelahnya, kalian akan sendiri bersama
tanah yang akan membaur dengan tubuh kalian. Kaku.. bisu.. diam, hanya
keheningan yang menjadi teman saat itu. Kalian sendirian.. datanglah malaikat
Munkar dan Nakir mendekat dan menanyakan kepada kalian.
“ Siapa Tuhanmu ?” . apakah kau bisa
menjawab dengan lantang nama “ALLAH” ? . Lidahmu gemetar, ia tak bisa berbohong
lagi, ia tak bisa kau gunakan lagi untuk menutupi kepalsuanmu.
“
aku ingin menjawab “ALLAH” , tapi lidahku tak bisa menyebutnya.. yang kuingat
adalah aku terlalu banyak mencintai duniaku. Siapakah nama yang selalu
terngiang dalam pikiranku dan terucap dalam lisanku selama ini, teman ? bila
selama ini dalam sehari- hari, yang kuingat bukanlah ALLAH, yakinkah aku masih
bisa mengingatnya dalam kubur ini ? kalaupun aku mengingatnya, yakinkah lidahku
tidak akan kaku karena tak terbiasa ia mengucapkan itu ?”
Saat yaumul hisab datang padamu,
seperti apakah kisah hidupmu ini kelak akan kau ceritakan ? tidak, saat itu
lidah kalian dikunci. Akal cerdik kalian dihentikan. Saatnya kejujuran
berbicara. Lihatlah tangan kalian, kelak ia akakn menjawab apa yang telah
kalian lakukan. Sentuhlah kaki kalian ! kelak ia kan menjawab apa yang telah
kalian lakukan dan kemanakah kalian telah membawanya pergi. Rasakan pula hati
kalian. Mereka akan berteriak dengan tangis terpendam karena saat itu ia tak
bisa lagi berbohong untuk menutupi kesalahanmu. Tak bisa lagi membisu menahan
aibmu.. tak bisa lagi membelamu.
Setelah semua terungkap nanti, yang
ada hanyalah tinggal penyesalan. Apalah artinya rasa senangmu di dunia dulu ?
apakah makanan enakmu siang tadi masih ada gunanya disini ? apakah novel yang
kau baca kemarin masih ada manfaatnya saat ini ? atau film yang kau tonton
minggu lalu masihkah menyenangkanmu hari ini?
Bila tirai telah diturunkan, maka
drama telah usai. Perjalanan telah berakhir. Kamu turun dari panggung kehidupan
dan disitulah hidupmu yang sebenarnya.
Q . S. Al – Jumu’ah ayat 8
“katakanlah
“sesungguhnya kematian yang ,kamu lari dari padanya , ia pasti menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada ( Allah ), yang mengetahui yang kghaib
dan yang nyata , lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan .”
Maut begitu dengan mudahnya datang kepada kita .
Malaikat datang menghampiri kita...................
Sakaratil maut ...................
Dan kembalilah kita kepada-Nya ............
Q.S Qaf : 19
“ dan
datanglah sakaratil maut dengan sebenar – benarnya . itulah yang dahulu hendak
kamu hindari.”
Jalan kematian : 1. Pada saat itu , pintu – pintu keghaiban telah
terbuka
2. kelahiran adalah awal perjalanan menuju
kematian
3. nafas adalah langkah – langkah kita kepada
kematian
Inilah sepenggal kisah – kisah nyata bahwa kematian begitu dekat
dengan kita :
1. Tendangan
terakhir
Miklos feher , 24 tahun
Pesepak bola meninggal dengan tiba –
tiba setelah mendapat kartu kuning . maut datang menjemputnya di tengah –
tengah semangatnya bermain sepak bola
2. Ranjang
terakhir
Pada saat melakukan hubungan sex di
sebuah kamar hotel , tiba – tiba wanita ini meninggal.
3. Jumat
terakhir
Seorang imam masjid Al – Fatih meninggal selepas
mengerjakan shalat jumat. Saat itu , setelah ia memberi permen kepada seorang
anak , ia bangkit . namun , ia tiba – tiba terjatuh dan mengucapkan sahadad.
Rupanya Allah SWT telah mengakhiri
episode hidupnya.
4. Nasihat
terakhir
Seorang ustad yang tengah mengisi
ceramah tampak sehat dan bugar – bugar saja . tiba-tiba ia menghentikan
ceramahnya . lalu ia terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir.
5. Sujud
Terakhir.
Alangkah indah jalan kematian ini .
jalan kematian yang di damba- dambakan setiap hamba Allah . meninggal dalam
keadaan sujud dan khusnul khatimah . SUBHANALLAH...
Teman
sejati
Alkisah....
Senja itu , matahari enggan bersinar . awan – awanpun berkejaran
seakan ikut mengiringi prosesi pemakaman jenazahku. Tubuhku terbujur kaku di
liang lahat . aku terkenang hanya sebuah nama di atas batu nisan yang berdiri
di atas kuburku. Aku menjalani dunia baru . dunia yang tak akan aku temui kala
di dunia. Alam penantian ............ alam kubur. Sendu dan haru tangis turut
menyertai pada sore itu . lalu , jenazahku dimasukkan ke dalam lubang kubur
yang berukuran 2 x 1 meter. Lalu jenazahku ditutup oleh kayu sebelum ditimpun
rapat oleh tanah kuburan . kini , aku hanya seongok bangkai . perlahan – lahan
tubuhku dikerumuni oleh hewan – hewan yang menjijikkan . bakteri – bakteri
terus menggerogoti tubuhku dan perlahan – lahan organ tubuhku terbelah satu per
satu . akau kini hanyalah seorang yang begitu menjijikkan di dalam pusara. Kini
aku hanyalah seorang yang namanya
tertulis diatas batu nisan . semasa hidupku , aku adalah seorang eksekutif muda
yang tengah giat dalam menitih karir . segala bentuk kesuksesan telah aku raih
. namun , pada saat kecelakaan pesawat itu terajdi , tak seorang pun
terselamatkan . begitupun aku. Allah SWT telah memanggilku untuk kembali
menghadap-Nya. Kini, tak ada lagi kenangan indah selama dunia. Kesibukan dunia
telah menguras waktuku ,tak kusisakan waktuku untuk mengingat-Mu , beribadah
serta melantunkan ayat – ayat Al – Qur’an dan kini satu – satu nya hal yang
bisa aku menjalani hari – hariku dalam alam kubur .
Oh ayah, ada
yang belum aku sampaikan padamu, betapa aku ingin lebih banyak mengajakmu
bicara.
Oh ibu, ada yang belum kuucapkan padamu. Betapa aku menyesal lebih
banyak aku membantah perkataanmu daripada mendengarkanmu dengan kusyuk.
Oh saudara- saudaraku, apa yang kutinggalkan selain rasa sakit
hati pada diri kalian karean buruknya sikapku.
Oh sahabat- sahabatku, aku sering lupa menyapamu dengan senyuman
tulus setiap saat aku bertemu kalian.
Oh betapa aku ingin mengucapkan betapa aku menyayangi kalian.
Begitu
singkat kehidupanku di dunia. Padahal aku barusaja membeli sebuah rumah mewah
yang belum lama aku tinggali . namun , kini aku hanya bisa terbaring menjadi
penghuni pusara. Aku saja membeli
kendaraan baru yang begitu nyaman, namun keranda kini menjadi kendaraan
terakhirku. Begitu banyak tabunganku di dunia, namun sanya segelintir
tabunganku untuk akhiratku. Biasanya hari- hariku ditemani oleh canda tawa
anak- anakku, namun sekarang hanya kesunyian dan angin malam yang menjadi lagu
yang bisa kuperdengarkan. Kini, hilanglah semua... kini aku hanyalah seonggok
jasad yang sudah tak bernilai lagi dan tubuhku pun akan segera hancur.
Ya Allah, ampuni aku. Selama hidupku aku banyak berlumur dosa.
Kini hanya penyesalan yang menemani hariku sembari menunggu hari pembalasan
tiba. Jika saja Engkau beri aku kesempatan hidup satu hari lagi, maka akan aku
perbaiki segalanya. Namun, semuanya telah terlambat dan kini penyesalan dan air
matapun tiada arti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar